TUMBUH KEMBANG NEONATUS
Masa neonatus yaitu periode bayi yang baru lahir (neonate) hingga berusia 28 hari. Pada masa ini fungsi fisik neonatus masih berupa refleks. Stabilitas sistem organ utama merupakan fokus bagi tubuh neonatus. Tingkah laku sangat mempengaruhi interaksi antara neonatus, lingkungan dan pengasuh.
Perubahan Fisik
Neonatus normal memiliki:
1. Berat badan 2.500 – 4.000 gram
2. Panjang badan 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6. Pernafasan ± 40-60 kali/menit
7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia; Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora. Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan, reflek morrow atau gerak dan reflek graps atau menggenggam sudah baik
12. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
Neonatus kehilangan 10% berat badan lahir pada beberapa hari pertama melalui respirasi, urine, defekasi, dan masukan cairan yang sedikit. Pada minggu kedua, berat badan neonatus akan kembali naik, begitu juga dengan tinggi badan dan lingkaran kepala. Pengukurun yang tepat dapat menjadi dasar pengkajian adanya risiko potensial dan bagi pertumbuhan berikutnya.
Karakteristik fisik normal meliputi lanugo pada kulit punggung, sianosis tangan dan kaki selama 24 jam pertama, serta abdomen yang menonjol dan lembut. Molding atau tulang kepala yang bertindihan akan memungkinkan kepala janin beradaptasi terhadap diameter pelvis ibu dan merupakan hal yang umum ditemui pada kelahiran per vaginam. Tulang akan mengalami penyusunan ulang dalam beberapa hari sehingga tampak bulat. Sutura dan fontanella dapat diraba saat lahir.
Fungsi neurologis dikaji dengan mengamati aktivitas, kewaspadaan, iritabilitas, respons terhadap stimulus, dan kekuatan refleks.
Karakteristik tingkah laku normal pada neonatus adalah mengisap, menangis, tidur, dan aktivitas lainnya.
Perubahan Kognitif
Perubahan kognitif dimulai dengan tingkah laku primitif, refleks,dan fungsi sensorik. Neonatus memulai aktivitas refleks, mempelajari tingkah laku dan keinginannya. Sebagai contoh, neonatus beralih kepada puting dan mempelajari bahwa menangis akan membuat orangtua memberi makan, mengganti popok, dan memeluk. Saat lahir, bayi dapat berfokus pada benda yang berjarak 8-10 inci dari wajahnya dan melihat bentuk. Bayi lebih menyukai melihat wajah manusia.
Perubahan Psikososial
Pada bulan pertama kehidupan, orangtua dan bayi akan membangun ikatan kuat yang semakin dalam. Bayi yang terjaga akan menghabiskan waktu dengan kegiatan makan, higiene, dan menerima kasih sayang. Interaksi ini menjadi dasar terbentuknnya ikatan yang dalam. Saudara kandung juga harus diberikan kessempatan untuk terlibat dalam perawatan bayi. Keterlibatan keluarga akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Bayi dengan kelainan kongenital terlalu lemah untuk memberi respons terhadap orangtuanya dan membutuhkan perawatan khusus. Sebagai contoh, bayi dengan kelainan jantung akan sangat mudah lelah selama menyusu.
Risiko Kesehatan
ü Hiperbilirubinemia adalah akumulasi bilirubin dalam darah yang menyebabkan kulit berwarna kuning, disebut juga jaundice. Hal ini terjadi jika tubuh bayi tidak dapat mempertahankan keseimbangan antara penghancuran sel darah merah dengan penggunaan atau pembuangan hasil sisanya.
ü Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada dibawah 35 derajat
celsius.
ü Hypertermi adalah kenaikan suhu tubuh diatas 41 derajat celsius.
ü Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah.
ü Sindroma gawat nafas neonatus adalah kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau hiperapnea dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60 kali per menit, sianosis, merintih, waktu ekspirasi dan retraksi di daerah epigastrium, interkostal pada saat inspirasi .
ü Perdarahan intraventrikular (Intraventricular hemorrhage=IVH) adalah ditujukan pada perdarahan kedalam ventrikel otak., jenis dari perdarahan ini hanya mempengaruhi bayi premature, yang kurang dari 34 minggu kehamilan dimana memiliki risiko tinggi terjadinya IVH.
ü Apnea of prematurity adalah mengacu pada berhenti bernapasnya selama paling lama 15 detik, hal ini biasa terjadi pada bayi di bulan-bulan pertamanya.
ü Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (Pa CO2 meningkat) dan asidosis.
ü Penyakit Membran Hialin (PMH) adalah kekurangan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps paru. PMH sering kali mengenai bayi prematur, karena produksi surfaktan yang di mulai sejak kehamilan minggu ke 22, baru mencapai jumlah cukup menjelang cukup bulan.
ü Tetanus Noenatorum merupakan penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi < 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani (kuman yang mengeluarkan toksin yang menyerang sistem syaraf pusat).
Masalah Kesehatan
Gangguan pendengaran pada masa bayi akan menyebabkan gangguan bicara, berbahasa, kognitif, masalah sosial, dan emosional. The Joint Committee on Infant Hearing dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan skrining pendengaran neonatus harus dilakukan sebelum usia 3 bulan dan intervensi telah diberikan sebelum usia 6 bulan. Penggunaan daftar indikator risiko tinggi direkomendasikan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya gangguan pendengaran kongenital maupun didapat pada neonatus. Otoacoustic emissions (OAE) dan/atau automated auditory brainstem response (AABR) direkomendasikan sebagai metode skrining pendengaran pada neonatus.
Pemeriksaan darah membantu deteksi kelainan metabolisme saat lahir (inborn errors of metabolism, IEM). Kelainan ini bersifat genetik dan disebabkan ketiadaan atau defesiensi substansi penting dalam metabolisme sel sehingga terjadi metebolisme protein, karbohidrat, atau lemak yang abnormal. Substansi tersebut biasanya berupa enzim. Walaupun IEM jarang ditemukan, kelainan ini menyebabkan masalah kesehatan yang cukup signifikan pada anak. Skrining neonatus dapat mendeteksi fenilketonuria (PKU), hipotiroidisme, galaktosemia, dan penyakit lainnya sehingga dilakukan terapi yang tepat untuk mencegah retardasi mental permanen maupun masalah kesehatan lainnya.
Sirkumsisi umum dilakukan, namun masih menjadi kontroversi di Amerika Serikat. Risiko prosedur ini berupa perdarahan, infeksi, adhesi luka, dan stenosis meatus. Keuntungan prosedur ini adalah pencegahan kanker penis, infeksi saluran kemih, dan pemeliharaan citra tubuh pria yang konsisten dengan kelompoknya.
Promosi Kesehatan
1. Pencegahan infeksi
· Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi.
· Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih.
· Usahakan agar tali pusat tetap kering.
2. Menjaga suhu bayi agar tetap hangat
Untuk menjaga suhu bayi tetap hangat melalui upaya berikut :
· Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
· Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering).
· Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
· Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran.
· jangan memandikan bayi di tempat yang terbuka
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya.maka dari itu agar suhu tubuh bayi tetap hangat sebaiknya memandikan bayi pada lingkungan yang tertutup dengan menggunakan air hangat.
3. Merawat tali pusat
· Pastikan tali pusat tetap kering.
· Bersihkan dan keringkan pangkal tali pusat termasuk daerah sekitarnya dan lipatan- lipatan pusar dengan perlahan. Lakukan dua kali sehari!
· Tidak perlu membubuhi apapun.
· Perhatikan dan waspadai jika kondisinya, ada nanah atau darah di daerah ini, tali pusat bengkak dan memerah, tali pusat tidak putus dalam 4 minggu atau keluar bau tidak sedap. Segera hubungi dokter!
4. Membersihkan kelamin bayi
· Membersihkan penis
Usap daerah penis, sisi-sisinya, dan di bawah testikel dengan kapas basah.
Lalu bersihkan daerah pangkal paha termasuk lipatannya.
Bersihkan daerah anus dan perhatikan lipatan-lipatan di sekitarnya.
Cara membersihkan dengan gerakan memutar ke arah bawah, menghadap jari kaki si
kecil.
· Membersihkan vagina
Gunakan baby wipe atau kapas steril yang telah direndam dalam air hangat. Angkat
kaki bayi dengan memegangi pergelangan kakinya.
Usap daerah vagina dengan perlahan,tetapi cukup kuat, dari arah depan ke belakang.Ini untuk mengurangi risiko berpindahnya kuman-kuman ke vagina.Bersihkan bibir luar vagina, dan pastikan anda membersihkan daerah lipatan di daerah paha bagian atas. Jangan mencoba untuk membersihkan bagian dalam vagina. Membuka bibir vagina bisa menimbulkan infeksi.
Keringkan dengan tisu yang lembut dan tidak mudah sobek atau kain berrsih. Ambil tisu lagi dan bersihkan pula daerah pantat dan panggul. Biarkan beberapa saat agar kering.
Hindari pemakaian talk. Pakaian popok bersih sesudahnya.
5. Cara memandikan bayi
· Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi).
· Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil .jika belum stabil selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan lakukan persentuhan kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
· Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan.
· Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
· Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Baringkan bayi diatas perlak.
Bersihkan wajah bayi dengan waslap basah tanpa menggunakan sabun.
Tuangkan sabun pada waslap,bersihkan dari bagian yang paling bersih,lalu yang
paling kotor.
Bilas tubuh bayi,masukkan bayi ke dalam bak dengan cara sangga bagian pantat,bahu
serta kepala dengan kedua tangan. Masukkan bayi ke dalam bak bagian pantat
terlebih dahulu.
Bersihkan dengan waslap yang bersih,lipatan-lipatan genggaman tangan dibuka.
Angkat tubuh bayi dari bak dan letakkan diatas handuk.
Tekan handuk dengan lembut untuk mengeringkan setiap bagian tubuh terutama di
lipatan-lipatan kulit.
Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering.
Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh
bayi secara longgar.Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik.Bayi dapat
diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik.
· Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya.
· Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI.
6. Mamberikan ASI pada bayi
Manfaat pemberian ASI bagi bayi:
· ASI sebagai nutrisi terbaik.
· Meningkatkan daya tahan tubuh.
· Meningkatkan kecerdasan.
· Meningkatkan jalinan kasih sayang antara anda dan buah hati tercinta
Keuntungan memberi ASI bagi bayi :
· Pemberian ASI tak perlu menggunakan botol,sehingga ASI sangat steril tak mudah tercemar.
· ASI mengandung antibodi terhadap penyakit yang disebabkan bakteri,virus ataupun jamur.
· Dengan memberi ASI berarti anda tak perlu mengeluarkan dana untuk membeli susu kaleng,atau memasak air untuk menyeduh susu.
· Tak menyebabkan alergi.
· Kaya vitamin, mineral & zat besi.
· Mudah dicerna.
MASALAH2 YANG TERJADI PADA NEONATUS
1. MUNTAH ATAU GUMOH
Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut.
Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah.
Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian makanan pertama, suatu keadaan yang mungkin disebabkan adanya iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama proses kelahiran, jika muntahnya menetap pembilasan lambung dengan larutan garam fisiologis akan dapat menolongnya.
Refluks gastroesofagus adalah kembalinya isi lambung kedalam esofagus tanpa terlihat adanya usaha dari anak
Regurgitasi adalah bila bahan dari lambung tersebut dikeluarkan melalui mulut
Secara klinis kadang-kadang sukar dibedakan antara muntah, refluks dan regurgitasi. Muntah sering dianggap sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan racun yang tertelan.
Penyebab muntah
Pada neonatus
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : atresia esofagus
Non obstruksi : perforasi lambung
Ekstra gastrointestinal
Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra
Susunan syaraf pusat
Peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
Non organik
Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman yang tidak cocok atau terlalu banyak, keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis oral.
Pada anak
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : stenosis pylorus
Non obstruksi : refluk esofagal, infeksi/peritonitis
Luar gastrointestinal
Infeksi (OMA, pertusis, tonsilofaringitis)
uremia
Non organik
Sama dengan neonatus
Mabuk perjalanan
Keracunan makanan (1-8 jam sesudah makan)
Food borne disease (salmonellosis) lebih lama dari keracunan makanan
Perlu anamnesa yang teliti :
Pola pemberian makan
Berat badan lahir
Jumlah yang dimuntahkan, frekuensi
Disertai diare, batuk atau panas
Terjadi sebelum/sesudah makan
Menyemprot/proyektil atau tidak
Sifat muntah
Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi esophagus
Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus (pelepasan lambung ke duodenum)
Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya timbul pada beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya tidak proyektil.
Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran empedu
Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan intrakranial tinggi atau obstruksi usus
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan secara radiologis yaitu apabila didapatkan gambaran suatu keadaan kelainan kongenital bawaan seperti obstruksi usus halus, atresia esophagus dan lain-lain. Selain dengan pemeriksaan radiologis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan uji coba memasukan kateter kedalam lambung. Diagnosis harus dapat segera dibuat sebelum anak tersedak sewaktu makan dengan kemungkinan terjadinya aspirasi pneumonia.
Muntah (kelainan bedah) adalah gangguan passage gastrointestinal dengan tanda-tanda muntah, perut membuncit, kegagalan evakuasi mekonium (pada BBL).
Gambaran muntah yang perlu dicurigai sebagai kelainan bedah
Muntah hijau (gangguan pada empedu)
Muntah proyektil (menyemprot)
Muntah persisten
Muntah bercampur darah
Muntah disertai penurunan berat badan
Komplikasi
Kehilangan cairan tubuh/elektrolit sehingga dapat menyebabkan dehidrasi
Karena sering muntah dan tidak mau makan/minum dapat menyebabkan ketosis
Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjatan (syok)
Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot perut, perdarahan, konjungtiva, ruptur, esophagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah jahitan bisa lepas pada penderita pasca operasi dan timbul perdarahan.
Penatalaksanaan
Utamakan penyebabnya
Berikan suasana tenang dan nyaman
Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati
Kaji sifat muntah
Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas kolaborasi dan instruksi dokter)
Kolaborasi untuk pengobatan suportif dan obat anti muntah (pada anak tidak rutin digunakan) :
Metoklopramid
Domperidon (0,2-0,4 mg/Kg/hari per oral)
Anti histamin
Prometazin
Kolinergik
Klorpromazin
5-HT-reseptor antagonis
Bila ada kelainan yang sangat penting segera lapor/rujuk ke rumah sakit/ yang berwenang
GUMOH/REGURGITASI
Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit.
Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan
Penyebab
Anak/bayi yang sudah kenyang
Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam lambung
Posisi botol yang tidak pas
Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap
Akibat kebanyakan makan
Kegagalan mengeluarkan udara
Diagnosis
Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan mengeluarkan udara yang ditelan. Oleh karena itu, sebaiknya diagnosis ditegakkan sebelum terjadi gumoh. Pengosongan lambung yang lebih sempurna, dalam batas-batas tertentu penumpahan kembali merupakan kejadian yang alamiah, terutama salam 6 bulan pertama. Namun, penumpahan kembali tersebut diturunkan sampai jumlah yang bisa diabaikan dengan pengeluaran udara yang tertelan selama waktu atau sesudah makan.
Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan emghindari konflik emosional serta dalam menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi tidak lebih rendah dari badannya. Oleh karena pengeluaran kembali refleks gastroesofageal lazim ditemukan selama masa 4-6 bulan pertama.
Penatalaksanaan gumoh
Kaji penyebab gumoh
Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi yang umurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu.
Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan
Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap
Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat puting susu ibu
Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI
Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian terluas lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung ynag luas
Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan
2. KEMBUNG
Kembung adalah keadaan perut yang membesar dan berisi angin
Penyebab
Bayi kembung karena menelan angin waktu menyusui
hal ini terjadi karena teknik menyusui yang salah, puting terlalu besar atau terlalu kecil
Bayi yang minum susu formula dengan botol
Angin ikut tertelan karena lubang dot terlalu kecil, sehingga bayi menghisap terlalu kuat dan angin masuk melalui pinggiran dot
Penatalaksanaan
Bayi menyusui ASI dengan teknik yang benar (menutupi areola)
Bayi minum susu formula dengan dot :
Lubang dot diperiksa (tidak terlalu kecil/besar)
Jika botol hampir kosong, pantat botol dinaikkan
Tidak diberi empeng
Menyendawakan bayi setelah minum
Minum air hangat
Beri minyak kayu putih, minyak telon pada daerah perut
3. KONSTIPASI/OBSTIPASI
Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar keras
Obstipasi : obstruksi intestinal (konstipasi yang berat)
Penyebab
Faktor non organik
Kurang makanan yang tinggi serat
Kurang cairan
Obat/zat kimiawi
Kelainan hormonal/metabolik
Kelainan psikososial
Perubahan mikroflora usus
Perubahan/kurang exercise
Faktor organik
Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor)
Kelainan otot dasar panggul
Kelainan persyarafan : M. Hirsprung
Kelainan dalam rongga panggul
Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus
Tanda dan gejala
Frekuensi BAB kurang dari normal
Gelisah, cengeng, rewel
Menyusu/makan/minum kurang
Fese keras
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (feses rutin, khusus)
Radiologi (foto polos, kontras dengan enenma)
Manometri
USG
Penatalaksanaan
Banyak minum
Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan buah)
Latihan
Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi
ASI lebih baik dari susu formula
Enema perotal/peranal
Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi
Perawatan kulit peranal
4. DIARE
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum, 1999)
Penyebab
Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan
Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan sanitasi yang buruk
Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan
Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi)
Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani
Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus
Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)
Jenis diare
Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7 hari, muntah, demam
Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering, sakit perut, sakit pada saat BAB, anoreksia, kehilangan BB, kerusakan mukosa usus
Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat dimulai dari diare akut ataupun disentri
Tanda dan gejala
Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan diare
Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering
Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
Pucat anus dan sekitarnya lecet
Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk dan terdapat butiran lemak
Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa
Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah
Komplikasi
Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (dehidrasi, kejang dan demam)
Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian
Penurunan berat badan dan malnutrisi
Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam darah)
Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam darah)
Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim rendah)
Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan asam atau kehilangan alkali dalam tubuh)
Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1997)
Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kgBB
Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9% dengan volume cairan yang hilang 50-90% ml/kgBB
Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang ≥100 ml/kgBB
Penatalaksanaan
Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit
Terapi rehidrasi
Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan
Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik
Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses
5. DERMATITIS ATOPIK (EKSIM SUSU)
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit tersering pada bayi dan anak, sering kambuh, diturunakn dalam keluarga, tidak menular dan merupakan pertanda timbulnya asma.
Penyebab
Belum jelas, sangat kompleks
“Eksim susu” dulu disangka penyebabnya adalah ASI, hal ini terbukti salah karena Asi justru mengandung zat pelindung tubuh terhadap alergi dan infeksi
Faktor kulit yang ekring
Faktor kebersihan diri (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan yang kurang
Faktor hidup kurang sehat, yaitu istirahat dan asupan nutrisi yang kurang
Faktor perilaku dan emosi
Alergi terhadap makanan seperti susu, telur, ikan, kacang, coklat, jeruk dan lain-lain
Gambaran klinik
Lokasi pada bayi biasanya di muka terutama kedua pipi. Pada dewasa ditengkuk, lekukan siku, lutut biasanya lebih kering
Terasa sangat gatal
Warna kulit kemerahan, ukuran kecil sebesar koin sampai dengan telapak tangan, basah atau berdarah. Setelah itu akan mengering dan menjadi keropeng, kekuningan atau kehitaman, kulit bersisik dan kering
Mudah terkena infeksi bakteri, virus atau jamur
Penatalaksanaan
Mencegah kekambuhan
Mencegah makanan penyebab alergi dan memberikan makanan pengganti
Cegah allergen lingkungan seperti debu rumah, tungau, serbuk-serbuk, kapuk dan lingkungan yang bersih
Kebersihan perseorangan yang terjaga (seperti kulit lembab dan bersih)
Hindari suasana sedih, kesal dan depresi
Pengobatan (kolaborasi)
Hindari faktor pencetus dan pemeliharaan kulit
Obat anti gatal
Kortikosteroid salep (berikan tipis-tipis)
Efek samping kortikosteroid : penipisan kulit, gangguan pertumbuhan tulang, gangguan siklus hormon
6. DIAPER RASH (RUAM POPOK)
Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak-bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. Diaper rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari maternal fecal
Penyebab
Sering terjadi pada usia 9-12 bulan, tidak sering mengganti pampers, modifikasi diet
Kebersihan kulit yang tidak terjaga
Udara atau suhu lingkungan yang teralu panas atau lembab
Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi
Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease dan lipase)
Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan perubahan sistem imun
Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras
Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
Tanda dan gejala
Iritasi pada kulit yang terkena muncuul sebagai erithema
Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin, perut bawah, paha bagian atas dan lipatan-lipatan kulit
Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik
Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan ulcerasi
Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri
Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat kelamin, bokong, lipatan selangkangan
Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap kering)
Menjaga kebersihan pakaian danperlengkapan
Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang dioleskan dengan minyak atau sabun mild dan air hangat
Popok dicuci dengan detergen yang lembut
Mengangin-anginkan kulit sebelum pampers baru dipasang dan menggunkan pampers dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya
Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki sirkulasi udara.
Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi
Pengobatan
Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang meradang
Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1%
Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin)
7. MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN TROPIKUS/BIANG KERINGAT
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Faktor penyebab
Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
Aktivitas yang berlebihan
Setelah menderita demam atau panas
Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum
Bentuk miliariasis
Miliaria kristalina
Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai kulit kemerahan
Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup pakaian
Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus
Pada keadaan histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal
Asuhan : pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik serta menggunakan pakaian yang menyerap keringat.
Miliaria rubra
Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal didaerah panas
Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat menyebar atau berkelompok dengan rasa sangat gatal dan pedih
Staphylococcus juga diduga memiliki peranan
Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis
Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak salicyl 2% dibubuhi menthol 0,25-2%
Miliaria profunda
Timbul setelah miliaria rubra
Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm
Terdapat terutama di badan ataupun ekstremitas
Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel
Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan, bentuk ini jarang ditemui
Pada keadaan histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang
Asuhan : hindari panas dan lembab berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol
Penatalaksanaan
Perawatan kulit yang benar
Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak kocok setelah mandi
Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar
Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik
Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk)
8. DERMATITIS SEBOROIK/CRADLE CAP
Dermatitis seboroik adalah penyakit inflamasi kronik yang berhubungan dengan kelenjar sebaseus. Dermatitis seboroik juga merupakan kerak pada kulit kepala bayi yang disebabkan oleh vernix kaseosa yang tidak bersih dan dapat terinfeksi staphylococcus.
Penyakit ini biasanya dimulai dari kulit kepala kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan badan. Ada yang mengatakan bahwa penyakit radang ini berdasarkan gangguan konstitusionil dan sering terdapat faktor hereditas. Tidak dapat disangkal bahwa penderita yang mengalami penyakit ini terjadi pada kulit yang berlemak (sebaseus), tetapi bagaimana hubungan antara kelenjar lemak dengan penyakit ini masih belum jelas. Ada yang menganggap bahwa kambuhnya penyakit ini akibat makanan yang berlemak, makanan berkalori tinggi, minuman beralkohol dan gangguan emosi.
Penyebab
Kurang jelas
Berkaitan dengan sistem imun dan hygiene yang buruk
Karena adanya vernix kaseosa/lemak pada kepala bayi yang kemudian terinfeksi staphylococcus
Sering terjadi pada penderita HIV-AIDS dan anak-anak
Gejala
Semacam noda berwarna kuning yang berminyak, bersisik, yang kemudian mengeras dan akhirnya menjadi semacam kerak. Kerak ini sering timbul di kulit kepala (cradle cap), kadang di alis/bulu mata dan telinga.
Exudat seborrhoic pada kulit kepala (masalah kosmetik)
Diagnosis banding
Atopik dermatitis dengan gejala eritema, edema eksudasi, krusta dan bersisik terutama pada bayi muda.
Penatalaksanaan
Oleskan atau basahi kerak dengan baby oil atau vaselin selama 24 jam, sesudah itu urut pelan-pelan kulit kepala yang berkerak itu dengan handuk lembut hingga kerak mengelupas
Mengeluarkan kerak yang tersangkut di rambut dengan hati-hati (dicukur untuk memudahkan perawatan)
Dapat juga digunakan sikat rambut yang lembut, sisir yang halus atau kapas untuk menghindari iritasi pada kulit kepala bayi
Pada keadaan tertentu dapat diberi kortikosteroid, antifungi dan antibiotika tropical
Menjaga kebersihan bayi dengan memandikan dan mencuci rambutnya dengan shampo khusus untuk bayi atau shampo anti seboroik
9. BERCAK MONGOL
Bercak mongol adalah bercak kebiruan, kehitaman atau kecoklatan yang lebar, difus, terdapat didaerah bokong atau lumbosakral yang akan menghilang setelah beberapa bulan atau tahun.
Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah dan bokong yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan menghilang secara perlaan-lahan selama tahun pertama.
Patofisiologi
Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38 minggu. Mula-mula terbatas di fossa koksigea lalu menjalar ke regio lumbosakral. Tempat lain yaitu didaerah orbita : sclera atau fundus mata dan daerah zigomaticus (nevus ota), daerah deltotrapezeus (nevus ito).
Nevus ota dan nevus ito biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan, cukup dengan tindakan konservatif saja. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan sinar laser.
Penyebab
Belum jelas
Timbulnya bercak akibat ditemukannya lesi yang berisi sel melanosit pada lapisan dalam dermis atau sekitar folikel rambut
Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan cukup dilakukan tindakan konservatif
Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi kekhawatiran/kecemasan
Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika
10. HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI KULIT)
adalah malformasi vascular local yang disebut juga nevi vascular atau hemangima yang sering ditemukan pada kelopak mata atas neonatus.
Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi disegala organ seperti hati, limfa, otak, tulang dan kulit
Kelainan yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan), subkutan atau campuran.
Penyebab
Masih belum jelas
Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel
Jenis hemangioma
Hemangioma kapiler
Terdiri dari pembuluh darah yang melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel. Bila menghilang terjadi gangguan fibrotik
Terdiri atas :
Hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus)
Granuloma piogenik
Cherry spot (ruby-spot), angioma senilis
Hemangioma kavernosa
Berasal dari lapisan dermis bagian bawah, disertai rongga-rongga besar yang tidak teratur dan berisi darah
Terdiri atas :
Hemangioma kavernosum (hemangioma matang)
Hemangioma keratotik
Hemangioma vaskular
Telangiektasis
Nevus flameus
Angiokeratoma
Spider angioma
Tipe hemangioma kutan pada kelopak mata neonatus
Hemangioma telangietaksis dasar tipis (flat telang relatic hemangiomas)
Hemangioma yang menonjol berupa kapiler, kaverna atau campuran (hemangioma besar : proptosis sampai dengan trelihat dibawah konjungtiva tarsal)
Gejala klinis
Hemangioma kapiler
Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak sebagai bercak merah yang semakin lama semakin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, tegang dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang dan ada yang subkutan berwarna kebiruan. Involusi kurang tegang dan lebih mendatar.
Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul sritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai pembesaran 1 cm dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah.
Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eriternatosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila lepas. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan.
Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terjadi atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat gambaran keratotik dan verukosa.
Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir. Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bil besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.
Diagnosis banding
Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma, higroma, lipoma, dan neurofibroma.
Penatalaksanaan
Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya
Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi dengan tenaga medis dan berikan prednison 2-3 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap
11. FURUNKEL ATAU BISUL
Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain.
Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari akan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah.
Berbentuk
Furunkel (boil)
Karbunkel (furunkel multipel)
Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal, aksila dan telinga
Penatalaksanaan
Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah
Pemberian antibiotika sistemik
12. KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL TRUSH
Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu. Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat dalam.
Kandidosis oral
Infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi normal dan makin jarang sejalan dengan pertambahan usia.
Penyebab
Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida albicans)
Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain
Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor predisposisi
Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI
Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi
Faktor predisposisi
Faktor endogen : perubahan fisiologik, umur, imunologik
Faktor eksogen : iklim, kebersihan, kontak dengan penderita
Gejala
Terdapat bercak putih pada lidah, bibirdan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu
Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskan dari dasarnya akan menyebabkan basah, merah dan berdarah
Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang berwarna biru metilen dan tampak miselium dan spora yang khas
Pencegahan
Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi
Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu dalam mulut bayi
Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara
Komplikasi
Kesukaran minum dapat mengakibatkan kekurangan makanan
Diare bila tidak diobati dapat menjadi penyebab dehidrasi
Penatalaksanaan
Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang hangat
Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi lebih baik diobati
Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir
Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetes kedalam mulut bayi, pemberian nistatin tidak boleh lebih dari 7 hari.
Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet setiap selesai menyusui selama bayi diobati
13. IKTERUS FISIOLOGIS
Ikterus fisiologis adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah dalam satu minggu pertama kehidupannya. Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari ke 5-7, kemudian akan menurun pada hari ke 10-14, peningkatannya tidak melebihi 10 mg/ddl pada bayi atterm dan < 12 mg/dl pada bayi permatur. Keadaan ini masih dalam batas normal.
Manifestasi klinis
Pengamatan ikterus paling baik dilakukan dengan cahaya sinar matahari. Salah satu cara pemeriksaan derajat kuning pada BBL secara klinis, sederhana dan mudah adalah dengan penilaian menurut Kramer (1969). Caranya dengan jari telunjuk ditekankan kepada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti hidung, dada, lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning. Penilaian bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan dengan tabel derajat ikterus menurut kramer (1969).
Zona Bagian tubuh yang kuning Rata2 serum bilirubin indirek (umol/l)
1 Kepala dan leher 100
2 Pusat-leher 150
3 Pusat-paha 200
4 Lengan+tungkai 250
5 Tangan+kaki >250
Tanda dan gejala
Warna ikterus (kuning) pada kulit, konjungtiva dan mukosa
Pencegahan
Pengawasan ANC yang baik
Menghindari pemberian obat-obatan pada masa kehamilan seperti sulfanamida dan lain-lain
Pemberian ASI sedini mungkin (early feeding)
Mempercepat metabolisme bilirubin, yaitu dengan menambahkan glukosa yang terdapat dalam ASI
Pengeluaran bilirubin
Protein albumin dalam ASI merupakan transportasi bilirubin, albumin mengikat bilirubin agar mempermudah proses ekstraksi bilirubin jaringan kedalam plasma. Hal ini mengakibatkan bilirubin plasma meningkat, tetapi tidak berbahaya karena bilirubin ada dalam ikatan albumin.
Penatalaksanaan
Pemberian ASI yang adekuat
Anjurkan ibu menyusui sesuai dengan keinginan bayinya, paling tidak setiap 2-3 jam
Jemur bayi dalam keadaan telanjang dengan sinar matahari pukul 7-9 pagi
Pemberian terapi sinar matahari sehingga bilirubin diubah menajdi isomer foto yang tidak toksik dan mudah dikeluarkan tubuh karena mudah larut dalam air
Tujuan utama penatalaksaan ikterus fisiologis adalah mengendalikan agar kadar bilirubin tidak meningkat 4-5 mg/dl dalam 24 jam, karen adapat menyebabkan ensefalopati bilirubin yaitu bilirubin indirek (tak terkonjugasi) akan direabsorpsi kembali melalui sirkulasi enterohepatik ke aliran darah dan menembus sawar otak yang akan menimbulkan bayi lethargi, kejang, bayi malas menghisap dan malas minum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar